Monday, October 13, 2008

Triologi: Surat buat ibu

(1)

Bu .... disela siang yang smakin mengganas
Dan debu yang berhelai helai tenggorokan anakmu
Kutemukan satu makna kerasnya hidup
Dan tajamnya batu yang terus terlewati
Hari-hari....

Bu...
Engkau tahu tidak
Kutulis ini dibawah todongan senjata kapitalis
Dan hujan peluru masyarakat hedonis menenggelamkan diriku
Yang mana mayat dan luka, darah memerah
Dari orang yang terkorbankan dimana-mana....

Terkorbankan....bu!!!
Terkorbankan...
Oleh busuknya puisi dan rayu dari mereka
Kami tinggal tulang....
Maka kami hanya jelas dapat merangkak...

(2)

Bu....
Engkau tahu tidak
Dikala pagi dan siang aku menunaikan janji padamu
Kursi kampus yang kududuki, panas dan membara,
Oleh pikiranku sendiri
Akan seberapa centi lagi bungkuk badanmu
Menyentuh tanah
Mencari uang untuk ku.....

Ma.... ingatkah engkau pada surat pertamaku padamu
Kuluahkan kegiranganku ketika kampus yang kuhuni berakreditasi “A” plus +
Tahu tidak pikirku ketika itu
Anakmu akan tenang dalam hidup ini
Betapa jelas dibenakku keringanan, kedamaian
Takkan ada lagi cepean dan aku tak kurus lagi lantaran keseringan keluar malam akibat
Berseliweran di warnet...
Tak kan ada lagi dana abadi darimu khusus beli buku yang harganya membuat bulu roma pun tak mampu berdiri.....
Tak akan lagi aku membisuli, dan malah melukai tanganku kala praktikum lantaran tuanya alat alat.
Aku damai.....Bu

Kurasakan aliran bayu surga.....


Tapi....Bu
Ternyata itu Cuma dusta...
Dimana warnet hanya menyala kala tim penilai akreditasi datang
Buku buku hanya sejumput tai kuku
Dan alat alat yang ringih terus berputar dan berputar
Uang bantuan tak jelas kemana....
Beasiswa? Hanya bisa kupake bayar utang aja....bu

(3)

Aku dibohongi...bu
Aku setres dan malah tak mampu makan dan jatuh sakit.
Aku binggung dan tak mampu berlari karna itu melekat dibokongku..
Melawan?
Ha....ha...ha...
Resikonya berat
Aku bakalan drg. (drop out, rusak dan gila)
Itu...kan engkau tak mau terjadi padaku

Akh ....aku merindukan dirimu ibu...
Tapi surat ini terlalu panjang untuk engkau baca
Dengan badanmu yang capek dan matamu yang kabur
Tunggu saja berikutnya....bu

ttd
anakda


jumad, 20 April 2007

No comments: